KOLAKA. MNN.COM – PT ANTAM UBP Nikel Kolaka mengambil langkah konkret dalam menyikapi krisis sampah di kecamatan Pomalaa yang kian mendesak. Dalam momentum peringatan Hari Bumi 2025, perusahaan pelopor industri pertambangan nikel di Sulawesi Tenggara ini menyerukan komitmen kolektif dari seluruh warga kompleks perusahaan untuk menjaga lingkungan, di tengah kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) yang nyaris penuh.
Langkah awal dimulai dari internal perusahaan. Seluruh satuan kerja di PT ANTAM UBP Nikel Kolaka mulai menerapkan sistem pemilahan sampah organik dan anorganik di semua fasilitasnya serta mengurangi penggunaan sampah plastik dari minuman dan makanan kemasan. Selain itu, PT ANTAM juga menjalin kerja sama dengan komunitas Nabung Sampah (Nampah) yang fokus pada edukasi dan pelatihan pengelolaan sampah organik di tingkat tingkat rumah tangga di kelurahan Kumoro dan Pomalaa, kecamatan Pomalaa.
Hal ini disampaikan General Manager PT ANTAM Tbk UBP Nikel Kolaka, Muhidin dalam sambutanya di acara sosialisasi dan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan kompleks PT ANTAM Tbk UBP Nikel Kolaka di kelurahan Kumoro, kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, pada Rabu. (23/4/2025).
Kata dia, saat ini sampah telah menjadi masalah yang dihadapi semua orang. Dia berharap, sosialisasi ini menjadi momentum bagi seluruh insan ANTAM untuk mulai berbenah, menciptakan lingkungan yang bersih, sehat serta memberikan nilai eknomi bagi masyarakat melalui pengolahan sampah dari skala rumah tangga.
“Pengelolaan sampah di ANTAM mulai dari lingkungan sendiri. Kita ingin menjadikan kompleks perumahan karyawan sebagai lokasi percontohan pengelolaan sampah yang baik,” kata Muhidin.
Menurutnya, pengelolaan sampah yang baik merupakan cerminan dari beradaban suatu bangsa. Sebab, sampah di negara maju tidak lagi menjadi masalah utama mereka, karena berhasil menanganinya secara berkelanjutan.
“Singapura misalnya, sampah sudah tidak lagi menjadi masalah penangan lingkungan, karena mereka sudah berhasil mengolahnya dengan baik menjadi sumber energi dan barang yang bernilai ekonomi lainnya. Kita berharap, contoh seperti ini dapat dilakukan di dalam kompleks ini, katanya. (*)