KOLAKA, MNN.COM — Kabupaten Kolaka adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi Tenggara, dengan luas wilayah 6.918, 33 km, didiami oleh 315.232 jiwa.
Menelisik tentang komoditi unggulan di Kabupaten Kolaka, salah satu diantaranya yaitu tanaman kelapa. Produksi tanaman kelapa terbanyak berada di Desa Toari, Kecamatan Toari, dengan menghasilkan produksi Rata-rata sebesar 675.300 kg/tahun.
Maka tidak bisa di pungkiri sebagian besar penduduk Desa Toari memiliki lahan perkebunan kelapa. Hasil buah kelapa selain dijual perbiji, juga ada sebagian masyarakat yang mengolahnya menjadi Kopra. Namun, air kelapa dibuang begitu saja, sementara stabilitas harga kopra tidak menjamin, bahkan turun drastis menyebabkan tidak sesuai hasil dan upah yang di keluarkan.
Menanggapi minimnya skill masyarakat tentang olahan kelapa, utamanya air kelapa yang dibuang menjadi limbah bahkan berbau busuk, hingganya Tim Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka turun lapangan bersentuhan langsung dengan sejumlah Ibu-ibu di Desa Toari.
Maksud dari kunjungan langsung tim USN Kolaka yang di dominasi oleh Fakultas Pertanian, Perikanan dan Peternakan, yaitu sosialisasi dan praktek langsung Produk Pengolahan Kecap Manis berbahan dasar Air Kelapa.
Praktek pengolahan kecap manis ini merupakan Ide dari Fitrianti Handayani, S.P., M.P selaku ketua pelaksana kegiatan, didampingi Djunarlin Tojang, S.Si., M.Si dan Fitrah Adelina, STP., M.Si.
Ketiganya merupakan Dosen Fakultas Pertanian, Perikanan dan Peternakan USN Kolaka.
“Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian terhadap praktek produk Teknologi Hasil Pertanian,
yaitu bagian dari program Direktorat Jenderal Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), bertujuan menghasilkan nilai ekonomis bagi masyarakat,” Ungkap Fitrianti Handayni.
Dikatakan bahwa, untuk mengolah kecap manis bahan dasar air kelapa ini, Bahan-bahan pelengkap lainnya terdapat di warung-warung dan pasar tradisional, bahkan relatif murah meriah.
Kegiatan sosialisasi dan praktek langsung produk Kecap manis bertempat di rumah salah satu warga Dusun V Desa Toari, di hadiri oleh Ketua BPD, serta 20 orang lainnya yang di dominasi oleh Ibu-ibu. (09/23)
Tujuan dari kegiatan ini, bentuk pengabdian terhadap masyarakat. Secara spesifik adalah menciptakan kemandirian masyarakat dalam mengetahui dan mengolah limbah air kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi serta mendapatkan pengetahuan dan pelatihan berkelanjutan dalam pengolahan limbah air kelapa agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Petani kelapa dalam meningkatkan perekonomian.
“Pelatihan pemanfaatan limbah air kelapa bisa menjadikan warga desa terkhusus ibu rumah tangga lebih produktif, serta sebagai tindakan persuasif bagi perempuan lainnya sehingga terciptanya kualitas hidup dan peran perempuan yang lebih baik ke depannya. Terkait keterukuran tekstur, warna aroma dan rasa bisa di jamin sesuai hasil penelitian kami,” sebut Ketua tim pelaksana, Fitrianti Handayani.
Ditempat yang sama, salah satu peserta, mengapresiasi praktek pengolahan kecap manis yang di tenggarai oleh para dosen USN kolaka, ini dapat menghasilkan nilai ekonomis masyarakat.
“Apresiasi kami terhadap tim Dosen USN Kolaka, kami dapat ilmu bahkan bisa menghasilkan nilai rupiah jika kami mengolahnya dalam kapasitas banyak, nantinya bisa di jual di pasar tradisional dan pedagang kuliner lainnya, apalagi praktisnya dengan dagang online,” Kata salah satu peserta kegiatan. (Red)